Mazmur 102:28: Pengharapan dalam Kesetiaan Tuhan

 

Mazmur 102:28: Pengharapan dalam Kesetiaan Tuhan

Pendahuluan:

Mazmur 102 adalah salah satu mazmur yang penuh dengan ratapan, tetapi juga dengan pengharapan akan kesetiaan Allah yang kekal. Di tengah penderitaan yang dialami oleh pemazmur, ia mengalihkan pandangannya kepada Allah yang tetap berdaulat sepanjang zaman. Ayat 28 dari Mazmur ini berbunyi:“Anak hamba-hamba-Mu akan diam dengan tenteram, dan anak cucu mereka akan tetap ada di hadapan-Mu.” (Mazmur 102:28, TB)

Ayat ini menekankan pengharapan akan pemeliharaan Allah bagi umat-Nya di masa depan. Dalam teologi Reformed, ayat ini berbicara tentang ketetapan Allah yang kekal, perjanjian-Nya yang tidak berubah, dan pemeliharaan-Nya atas umat pilihan-Nya dari generasi ke generasi.

Dalam artikel ini, kita akan menggali makna teologis Mazmur 102:28 berdasarkan pemikiran para teolog Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan R.C. Sproul.

1. Mazmur 102:28 dalam Konteksnya

Mazmur 102 adalah doa seorang yang mengalami penderitaan berat. Pemazmur mengungkapkan perasaan ditinggalkan, kelemahan tubuh, dan kehancuran hati. Namun, di tengah keputusasaan, ia mengingat bahwa Allah tidak berubah dan akan memelihara umat-Nya.

Di ayat-ayat sebelumnya (Mazmur 102:25-27), pemazmur membandingkan kefanaan manusia dengan kekekalan Allah:

“Dahulu Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu. Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian; seperti jubah Engkau akan mengubah mereka, dan mereka berubah. Tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan.”

Ayat 28 kemudian menjadi puncak dari pengakuan ini: karena Allah tetap sama dan kekal, maka anak cucu umat-Nya juga akan hidup dalam pemeliharaan-Nya.

2. Ketetapan Allah yang Kekal

A. Allah yang Tidak Berubah (Immutability of God)

John Calvin dalam komentarnya tentang Mazmur ini menekankan bahwa Allah tidak berubah (immutability), sementara segala sesuatu di dunia ini berubah dan fana. Ia menulis bahwa penghiburan utama bagi orang percaya adalah bahwa Allah yang kita sembah adalah Tuhan yang tetap sama sepanjang zaman.

Mazmur 102:28 menunjukkan bahwa karena Allah tetap sama, maka janji-Nya kepada umat-Nya juga tidak berubah. Ini sejalan dengan Maleakhi 3:6:

“Sebab Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap.”

Ketidakterubahan Allah dalam teologi Reformed menunjukkan bahwa segala sesuatu yang telah Ia janjikan kepada umat-Nya pasti akan digenapi.

B. Ketetapan Allah dalam Rencana Penebusan

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menjelaskan bahwa Mazmur 102:28 berbicara tentang kesinambungan umat Allah sepanjang sejarah. Ketetapan Allah memastikan bahwa janji keselamatan yang diberikan kepada umat-Nya tidak akan gagal.

Ini berhubungan dengan ajaran predestinasi, di mana Allah telah menetapkan umat pilihan-Nya sebelum dunia dijadikan (Efesus 1:4-5). Oleh karena itu, umat Allah tidak akan terhilang, tetapi akan terus ada dari generasi ke generasi.

3. Perjanjian Allah yang Kekal

A. Kovenan Allah dengan Umat-Nya

Dalam Mazmur 102:28, pemazmur berbicara tentang "anak hamba-hamba-Mu" dan "anak cucu mereka." Ini menunjukkan konsep perjanjian Allah (covenant theology) yang sangat penting dalam teologi Reformed.

Louis Berkhof dalam Systematic Theology menjelaskan bahwa perjanjian Allah dengan umat-Nya tidak hanya berlaku bagi satu generasi, tetapi terus diwariskan kepada keturunan mereka. Ini sejalan dengan janji Allah kepada Abraham dalam Kejadian 17:7:“Aku akan mengadakan perjanjian-Ku antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.”

B. Kristus sebagai Penggenapan Perjanjian

Dalam Perjanjian Baru, janji ini digenapi dalam Yesus Kristus. Paulus menulis dalam Galatia 3:29:“Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.”

Oleh karena itu, Mazmur 102:28 bukan hanya berbicara tentang pemeliharaan fisik bagi keturunan Israel, tetapi juga tentang janji keselamatan yang berlaku bagi semua orang yang ada di dalam Kristus.

4. Pemeliharaan Allah atas Umat-Nya

A. Allah yang Menjaga Umat-Nya di Setiap Generasi

Mazmur 102:28 menyatakan bahwa "anak cucu mereka akan tetap ada di hadapan-Mu." Ini berbicara tentang pemeliharaan Allah (divine providence), di mana Ia terus menjaga umat-Nya sepanjang sejarah.

R.C. Sproul dalam The Providence of God menekankan bahwa pemeliharaan Allah bukan hanya berarti bahwa Ia mengetahui masa depan, tetapi bahwa Ia secara aktif bekerja dalam sejarah untuk memastikan rencana-Nya terlaksana.

Mazmur 121:8 berkata:“TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.”

Ini menunjukkan bahwa umat Allah tidak perlu takut akan masa depan, karena Tuhan sendiri yang akan menjaga mereka.

B. Pengharapan dalam Keabadian

Mazmur 102 sering dianggap sebagai nubuat mesianis. Surat Ibrani mengutip Mazmur 102:25-27 dalam Ibrani 1:10-12 dan menerapkannya kepada Kristus. Oleh karena itu, Mazmur 102:28 juga dapat dimengerti dalam terang pengharapan kekal dalam Kristus.

Yesus berkata dalam Yohanes 10:28:“Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.”

Mazmur 102:28 memberikan jaminan bahwa mereka yang ada dalam Kristus akan tetap berada di hadapan Allah, tidak hanya dalam kehidupan ini tetapi juga dalam kekekalan.

5. Aplikasi dalam Kehidupan Orang Percaya

A. Kepercayaan pada Janji Allah

Mazmur 102:28 mengajarkan bahwa janji Allah tidak pernah gagal. Ini berarti bahwa dalam menghadapi penderitaan atau tantangan, kita dapat berpegang pada kesetiaan Allah.

John Calvin menulis bahwa doa dalam Mazmur 102 adalah seruan iman yang sejati, di mana pemazmur tidak hanya melihat keadaannya saat ini, tetapi mengarahkan pandangannya kepada janji Allah yang kekal.

B. Mengajarkan Iman kepada Generasi Berikutnya

Karena janji Allah berlaku bagi anak cucu umat-Nya, maka orang percaya harus bertanggung jawab untuk mengajarkan firman Tuhan kepada generasi berikutnya.

Mazmur 78:4 berkata:“Kami tidak akan menyembunyikannya kepada anak-anak mereka, tetapi kami akan ceritakan kepada angkatan yang kemudian perbuatan-perbuatan yang terpuji dari TUHAN, keperkasaan-Nya, dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib yang telah dilakukan-Nya.”

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mendidik anak-anak dalam iman agar mereka juga dapat mengalami pemeliharaan Allah.

Kesimpulan

Mazmur 102:28 adalah ayat yang penuh dengan pengharapan. Dalam perspektif teologi Reformed, ayat ini menegaskan bahwa:

  1. Allah tidak berubah – karena itu janji-Nya tetap berlaku.
  2. Allah memiliki rencana kekal – rekonsiliasi dan pemeliharaan umat-Nya telah ditetapkan sejak kekekalan.
  3. Perjanjian Allah berlaku untuk generasi berikutnya – umat Allah tidak akan pernah binasa.
  4. Allah memelihara umat-Nya – mereka yang percaya kepada-Nya akan tetap ada di hadapan-Nya, baik dalam kehidupan ini maupun dalam kekekalan.

Mazmur 102:28 mengajarkan bahwa di tengah penderitaan dan perubahan dunia, umat Allah memiliki pengharapan yang pasti dalam kasih dan kesetiaan Tuhan yang kekal. Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post