10 Hal yang Harus Anda Ketahui tentang Teologi Biblika

10 Hal yang Harus Anda Ketahui tentang Teologi Biblika

Pendahuluan:

Teologi Biblika adalah cabang teologi yang menelusuri perkembangan wahyu Allah dalam sejarah keselamatan. Dalam pendekatan ini, kita melihat bagaimana tema-tema utama dalam Alkitab berkembang dari Kejadian hingga Wahyu.

Dalam tradisi Reformed, Teologi Biblika memiliki peran penting dalam memahami hubungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, serta dalam membangun fondasi yang kokoh bagi kehidupan Kristen. Artikel ini akan membahas 10 hal penting tentang Teologi Biblika berdasarkan pandangan para teolog Reformed seperti Geerhardus Vos, Herman Ridderbos, D.A. Carson, dan lainnya.

1. Teologi Biblika Berbeda dengan Teologi Sistematika

Banyak orang mengira bahwa Teologi Biblika dan Teologi Sistematika adalah hal yang sama, padahal keduanya memiliki pendekatan yang berbeda.

  • Teologi Sistematika mengorganisir doktrin-doktrin Kristen berdasarkan topik seperti Allah, dosa, keselamatan, dan gereja.
  • Teologi Biblika menelusuri bagaimana doktrin-doktrin ini berkembang secara progresif dalam sejarah keselamatan.

Geerhardus Vos, yang dikenal sebagai "Bapak Teologi Biblika," mengatakan:

"Teologi Biblika memperlakukan wahyu sebagaimana diungkapkan secara bertahap dalam sejarah, bukan sekadar sebagai sistem doktrin yang sudah jadi."¹

Artinya, Teologi Biblika berfokus pada perjalanan progresif wahyu Allah dalam Alkitab, bukan hanya menyusun doktrin secara logis.

2. Teologi Biblika Menunjukkan Kesatuan Alkitab

Salah satu kekuatan utama Teologi Biblika adalah menegaskan bahwa Alkitab memiliki satu cerita besar (meta-narrative), yaitu kisah keselamatan Allah yang berpusat pada Kristus.

D.A. Carson dalam Biblical Theology and the Shape of the Christian Life menjelaskan bahwa sejak Kejadian hingga Wahyu, Allah menyatakan rencana-Nya secara bertahap, dengan Yesus Kristus sebagai pusat dari semuanya.²

Tema-tema seperti perjanjian, kerajaan Allah, dan penebusan berulang kali muncul dalam Alkitab, menunjukkan bahwa kisah keselamatan Allah adalah satu kesatuan yang utuh.

3. Teologi Biblika Menunjukkan Peran Penting Perjanjian dalam Alkitab

Perjanjian (covenant) adalah salah satu konsep utama dalam Teologi Biblika. Dalam Alkitab, Allah membuat beberapa perjanjian dengan umat-Nya, termasuk:

  • Perjanjian dengan Nuh (Kejadian 9)
  • Perjanjian dengan Abraham (Kejadian 12, 15, 17)
  • Perjanjian dengan Musa (Keluaran 19-24)
  • Perjanjian dengan Daud (2 Samuel 7)
  • Perjanjian Baru dalam Kristus (Yeremia 31:31-34, Lukas 22:20)

Herman Ridderbos dalam The Coming of the Kingdom menjelaskan bahwa seluruh Alkitab dapat dipahami melalui lensa perjanjian-perjanjian ini, yang berpuncak pada perjanjian baru dalam Kristus.³

4. Teologi Biblika Menolong Kita Memahami Hubungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru

Tanpa Teologi Biblika, banyak orang Kristen kesulitan memahami bagaimana Perjanjian Lama berhubungan dengan Perjanjian Baru.

Menurut Graeme Goldsworthy dalam According to Plan, Perjanjian Lama bukan sekadar sejarah Israel, tetapi merupakan tahap awal dari wahyu Allah yang akhirnya digenapi dalam Yesus Kristus.⁴

Yesus sendiri berkata dalam Lukas 24:27:

"Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa sampai dengan segala kitab nabi-nabi." (AYT)

Ini menunjukkan bahwa seluruh Alkitab menunjuk kepada Kristus sebagai penggenapan janji-janji Allah.

5. Teologi Biblika Mengungkapkan Tema Sentral dalam Alkitab

Dalam pendekatan Teologi Biblika, kita dapat melihat beberapa tema utama yang berulang sepanjang sejarah Alkitab, seperti:

  • Kerajaan Allah (Mazmur 103:19, Matius 6:33)
  • Kehadiran Allah (Kejadian 3:8, Yohanes 1:14, Wahyu 21:3)
  • Keselamatan oleh Anugerah (Kejadian 15:6, Efesus 2:8-9)

Theolog Reformed seperti Vaughan Roberts dalam God’s Big Picture menjelaskan bahwa tema-tema ini membantu kita memahami bagaimana Allah bekerja dalam sejarah untuk menyelamatkan umat-Nya.⁵

6. Teologi Biblika Menjelaskan Bagaimana Wahyu Allah Progresif

Allah tidak menyatakan seluruh kebenaran-Nya secara langsung, tetapi secara bertahap. Ini yang disebut dengan wahyu progresif.

John Murray dalam Redemption Accomplished and Applied menjelaskan bahwa rencana keselamatan Allah berkembang dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru, dengan Kristus sebagai puncaknya.⁶

Misalnya, konsep tentang Mesias dalam Perjanjian Lama berkembang dari janji awal di Kejadian 3:15 hingga penggenapannya dalam Yesus di Perjanjian Baru.

7. Teologi Biblika Menolong Kita dalam Penginjilan dan Misi

Pemahaman Teologi Biblika membantu kita memahami bahwa Injil bukan hanya tentang keselamatan individu, tetapi tentang pemulihan seluruh ciptaan.

Christopher Wright dalam The Mission of God menjelaskan bahwa dari Kejadian hingga Wahyu, kita melihat bagaimana Allah memiliki rencana untuk menyelamatkan dunia dan membawa segala sesuatu di bawah pemerintahan Kristus.⁷

Inilah sebabnya mengapa misi penginjilan bukan hanya tentang menyelamatkan jiwa, tetapi juga membawa transformasi dalam segala aspek kehidupan.

8. Teologi Biblika Menolong Kita Menafsirkan Alkitab dengan Benar

Salah satu manfaat utama Teologi Biblika adalah memberikan kita kerangka untuk menafsirkan Alkitab secara konsisten.

Menurut Michael Horton dalam The Christian Faith, banyak kesalahan teologis terjadi karena orang menafsirkan bagian Alkitab secara terpisah, tanpa memahami konteks keseluruhan wahyu Allah.⁸

Dengan memahami perkembangan tema-tema Alkitab, kita dapat menghindari kesalahan tafsir dan memahami maksud Allah dengan lebih jelas.

9. Teologi Biblika Membantu Kita Bertumbuh dalam Iman

Ketika kita melihat bagaimana Allah bekerja dalam sejarah untuk menyelamatkan umat-Nya, kita semakin dikuatkan dalam iman.

Menurut Edmund Clowney dalam The Unfolding Mystery, memahami perjalanan keselamatan dari Kejadian hingga Wahyu membuat kita semakin yakin bahwa Allah setia dalam menepati janji-janji-Nya.⁹

Ini memberikan penghiburan dan keyakinan bagi setiap orang percaya.

10. Teologi Biblika Memuliakan Kristus

Akhirnya, Teologi Biblika membawa kita kepada Kristus.

Menurut Timothy Keller, setiap bagian dalam Alkitab pada akhirnya menunjuk kepada Yesus dan karya keselamatan-Nya.¹⁰

Paulus menulis dalam Kolose 1:17-18:

"Ia ada sebelum segala sesuatu, dan di dalam Dia segala sesuatu ada dalam keadaan yang teratur." (AYT)

Karena itu, mempelajari Teologi Biblika bukan hanya tentang memahami sejarah, tetapi juga tentang mengenal Kristus dengan lebih dalam.

Kesimpulan

Teologi Biblika adalah alat yang sangat penting dalam memahami Alkitab dan melihat kesatuan serta keindahan wahyu Allah dalam sejarah. Dengan mempelajari Teologi Biblika, kita dapat memahami rencana Allah dengan lebih baik, bertumbuh dalam iman, dan semakin memuliakan Kristus sebagai pusat dari segala sesuatu.

Soli Deo Gloria!

Next Post Previous Post