Doa untuk Menggunakan Penderitaan dengan Baik

Pendahuluan:
Penderitaan adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan Kristen. Namun, bagaimana kita merespons penderitaan menentukan apakah kita akan bertumbuh secara rohani atau menjadi pahit dan putus asa. Dalam tradisi teologi Reformed, penderitaan bukanlah sekadar kebetulan atau hukuman semata, tetapi merupakan sarana yang Allah gunakan untuk membentuk umat-Nya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana para teolog Reformed melihat penderitaan, bagaimana kita dapat menggunakannya untuk kebaikan rohani, serta sebuah doa yang mencerminkan pengharapan Kristen dalam menghadapi penderitaan.
I. Penderitaan dalam Perspektif Teologi Reformed
1. Penderitaan sebagai Bagian dari Rencana Allah
Teologi Reformed menekankan kedaulatan Allah atas segala sesuatu, termasuk penderitaan. Dalam Institutes of the Christian Religion, Yohanes Calvin menulis bahwa tidak ada sesuatu pun yang terjadi di luar kendali Allah:
"Tidak ada satu pun peristiwa yang terjadi secara kebetulan, tetapi segala sesuatu ditata oleh tangan-Nya."¹
Artinya, bahkan penderitaan yang kita alami ada dalam kendali Allah dan memiliki tujuan dalam rencana keselamatan-Nya.
Sinclair Ferguson dalam bukunya Deserted by God? menjelaskan bahwa penderitaan bukan hanya ujian, tetapi juga alat yang Allah gunakan untuk menguatkan iman kita.² Dalam Alkitab, kita melihat bagaimana tokoh-tokoh seperti Ayub, Yusuf, dan Paulus mengalami penderitaan, tetapi Allah menggunakannya untuk membawa kebaikan.
2. Penderitaan sebagai Sarana Pengudusan
John Owen, seorang teolog Puritan, menekankan bahwa penderitaan adalah alat untuk pengudusan. Dalam bukunya The Mortification of Sin, ia menulis bahwa melalui penderitaan, Allah mengajar kita untuk membenci dosa dan semakin mengandalkan-Nya.³
Hal ini sesuai dengan Ibrani 12:6:
"Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia mencambuk orang yang diakui-Nya sebagai anak." (AYT)
Dalam pengertian ini, penderitaan bukanlah tanda bahwa Allah meninggalkan kita, tetapi justru bukti bahwa kita adalah anak-anak-Nya yang sedang diproses untuk menjadi serupa dengan Kristus.
3. Penderitaan sebagai Pintu Masuk kepada Penghiburan Sejati
Charles Spurgeon, seorang pengkhotbah Reformed, pernah berkata:
"Saya telah belajar untuk mencium gelombang yang membanting saya ke atas batu karang Kristus."⁴
Penderitaan, jika diterima dengan iman, akan membawa kita lebih dekat kepada Kristus. Ketika semua sandaran duniawi kita hancur, kita belajar untuk bersandar sepenuhnya pada kasih dan pemeliharaan-Nya.
Dalam The Crook in the Lot, Thomas Boston menjelaskan bahwa penderitaan membentuk karakter Kristen yang sejati dan mengajarkan kita untuk bergantung pada hikmat Allah, bukan pada pemahaman kita sendiri.⁵
II. Bagaimana Menggunakan Penderitaan untuk Pertumbuhan Rohani
1. Berdoa dan Memohon Hikmat
Yakobus 1:5 mengatakan:
"Jika ada di antara kamu yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah yang memberi kepada semua orang dengan murah hati dan tanpa mencela, maka hal itu akan diberikan kepadanya." (AYT)
Di tengah penderitaan, kita harus datang kepada Tuhan dalam doa, bukan hanya untuk meminta pertolongan, tetapi juga untuk meminta hikmat agar kita dapat memahami apa yang Tuhan sedang ajarkan kepada kita.
2. Berserah pada Kedaulatan Allah
Dalam The Mystery of Providence, John Flavel menekankan pentingnya berserah pada pemeliharaan Allah.⁶ Penderitaan dapat terasa lebih berat jika kita memberontak dan mencoba memahami semuanya dengan akal kita yang terbatas. Namun, jika kita percaya bahwa Allah mengendalikan segalanya untuk kebaikan kita (Roma 8:28), kita dapat mengalami damai di tengah badai.
3. Memperhatikan Buah Roh dalam Hidup Kita
Jonathan Edwards dalam Religious Affections mengajarkan bahwa penderitaan sering kali menjadi alat bagi Allah untuk menumbuhkan buah Roh dalam hidup kita, seperti kesabaran, kelemahlembutan, dan iman.⁷
Dalam Mazmur 119:71, pemazmur berkata:
"Adalah baik bagiku bahwa aku tertindas, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu." (AYT)
Penderitaan membantu kita untuk bertumbuh dalam kasih, sukacita, dan damai sejahtera yang sejati.
III. Doa untuk Menggunakan Penderitaan dengan Baik
Berikut adalah sebuah doa yang mencerminkan perspektif teologi Reformed dalam menghadapi penderitaan:
Doa: Tuhan, Pakailah Penderitaanku untuk Kemuliaan-Mu
Bapa Surgawi yang penuh kasih,
Aku datang kepada-Mu dengan hati yang hancur, tetapi juga dengan keyakinan bahwa Engkau adalah Allah yang berdaulat atas segala sesuatu. Aku tahu bahwa tidak ada penderitaan yang terjadi tanpa izin-Mu, dan bahwa di dalam rencana-Mu yang sempurna, Engkau bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi-Mu.
Tuhan, ajarku untuk melihat penderitaan ini sebagai sarana bagi pengudusanku.
Jangan biarkan aku menjadi pahit atau memberontak, tetapi bentuklah aku sesuai dengan kehendak-Mu. Seperti seorang penjunan yang membentuk bejana, Engkau sedang membentuk hidupku melalui pencobaan ini.
Tolong aku untuk tidak bersandar pada pemahamanku sendiri, tetapi untuk percaya sepenuhnya kepada-Mu.
Ketika aku tidak mengerti rencana-Mu, berilah aku iman untuk tetap berjalan di dalam terang firman-Mu. Seperti Ayub yang berkata, "Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan," kiranya aku juga dapat memuji-Mu di tengah pencobaan ini.
Tuhan, gunakan penderitaan ini untuk membawa aku lebih dekat kepada-Mu.
Jika aku telah terlalu bergantung pada dunia ini, biarlah penderitaan ini mengajarku untuk lebih mengandalkan kasih karunia-Mu. Jika aku telah lalai dalam doa, biarlah kesesakan ini membawaku kembali kepada hadirat-Mu.
Berilah aku hikmat untuk melihat maksud-Mu di dalam segala sesuatu.
Tolong aku untuk tidak hanya berdoa agar penderitaan ini segera berlalu, tetapi juga untuk bertanya, "Tuhan, apa yang Engkau ingin ajarkan kepadaku?"
Bapa, jika penderitaan ini dapat menjadi kesaksian bagi orang lain, pakailah aku untuk menyatakan kasih-Mu.
Jadikan aku alat damai sejahtera-Mu, bahkan di tengah kesedihanku. Jika ada orang lain yang juga menderita, pakailah aku untuk menghibur mereka dengan penghiburan yang telah Engkau berikan kepadaku.
Akhirnya, Tuhan, ingatkan aku akan pengharapan kekal di dalam Kristus.
Biarlah aku melihat bahwa penderitaan di dunia ini hanyalah sementara, dan bahwa ada kemuliaan yang kekal menantiku di surga. Kiranya aku tidak kehilangan sukacita di dalam Kristus, meskipun air mata mengalir.
Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatku, aku berdoa. Amin.
Kesimpulan
Dalam terang teologi Reformed, penderitaan bukanlah tanpa makna. Allah menggunakannya untuk mendewasakan iman kita, membawa kita lebih dekat kepada-Nya, dan mempersiapkan kita untuk kemuliaan yang kekal.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Rasul Paulus dalam 2 Korintus 4:17:
"Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini mengerjakan bagi kita kemuliaan yang jauh lebih besar dan kekal sifatnya." (AYT)
Ketika kita menghadapi penderitaan dengan iman, doa, dan ketergantungan kepada Allah, kita dapat menggunakannya untuk kebaikan rohani kita dan kemuliaan-Nya.
Soli Deo Gloria!