Efesus 4:15: Bertumbuh dalam Kebenaran dan Kasih

Pendahuluan
Surat Efesus adalah salah satu surat Rasul Paulus yang kaya akan doktrin dan pengajaran praktis bagi gereja. Dalam pasal 4, Paulus berbicara tentang pentingnya kesatuan dan kedewasaan dalam tubuh Kristus. Efesus 4:15 menekankan keseimbangan antara kebenaran dan kasih dalam kehidupan orang percaya.
“Sebaliknya, mengatakan kebenaran dalam kasih, kita akan bertumbuh dalam segala hal kepada Dia, yang adalah Kepala, yaitu Kristus.” (Efesus 4:15, AYT)
Ayat ini menjadi pedoman penting dalam cara orang percaya berinteraksi satu sama lain dan bagaimana mereka bertumbuh dalam iman. Eksposisi ini akan membahas makna ayat ini dari perspektif teologi Reformed dengan merujuk pada pemikiran para ahli seperti John Calvin, Herman Bavinck, Charles H. Spurgeon, dan Louis Berkhof.
1. Konteks Efesus 4:15 dalam Surat Efesus
Dalam Efesus 4, Paulus membahas bagaimana gereja dipanggil untuk bertumbuh menuju kesatuan dan kedewasaan iman. Ayat sebelumnya, Efesus 4:14, memperingatkan tentang bahaya menjadi seperti anak-anak rohani yang mudah terombang-ambing oleh ajaran palsu.
Sebagai kontras, dalam Efesus 4:15, Paulus mengajarkan bahwa orang percaya harus bertumbuh dalam segala hal kepada Kristus dengan cara mengatakan kebenaran dalam kasih. Ini berarti bahwa doktrin yang benar harus disampaikan dengan kasih, bukan dengan sikap yang keras atau penuh kebencian.
Dalam teologi Reformed, keseimbangan antara kebenaran dan kasih adalah elemen penting dalam kehidupan gereja. Tanpa kebenaran, kasih bisa menjadi kompromi terhadap dosa. Tanpa kasih, kebenaran bisa menjadi alat untuk menghakimi dengan kejam.
2. Eksposisi Efesus 4:15 dalam Perspektif Teologi Reformed
a. John Calvin: Keseimbangan antara Kebenaran dan Kasih
John Calvin dalam komentarnya terhadap Efesus 4:15 menekankan bahwa pertumbuhan rohani hanya dapat terjadi jika orang percaya belajar untuk berbicara kebenaran dengan kasih. Ia menulis:
“Tidak ada pertumbuhan sejati dalam Kristus jika kita tidak menundukkan diri kita kepada kebenaran-Nya. Namun, kebenaran yang dipaksakan tanpa kasih akan melukai, bukan membangun.”
Menurut Calvin, dua aspek penting dalam ayat ini adalah:
-
Mengatakan kebenaran (veritatem facientes dalam bahasa Latin) – Ini berarti kita harus setia pada doktrin yang benar tanpa menyimpang.
-
Dalam kasih – Kebenaran tidak boleh disampaikan dengan sikap arogan atau kasar, tetapi dengan kasih yang membangun.
Calvin juga menekankan bahwa Kristus adalah Kepala Gereja, dan pertumbuhan gereja harus selalu diarahkan kepada-Nya. Dengan kata lain, setiap pengajaran, teguran, atau nasihat harus dilakukan dalam rangka membawa orang lebih dekat kepada Kristus.
b. Herman Bavinck: Kebenaran sebagai Dasar Kasih yang Sejati
Dalam Reformed Dogmatics, Herman Bavinck menjelaskan bahwa kebenaran dan kasih bukanlah dua hal yang bertentangan, tetapi saling melengkapi. Ia menyatakan:
“Kasih sejati hanya dapat berkembang di atas dasar kebenaran. Jika kasih dipisahkan dari kebenaran, maka kasih itu akan menjadi sentimen yang tidak berdaya.”
Menurut Bavinck, ada bahaya besar ketika gereja memilih untuk hanya berfokus pada kasih tanpa mempertahankan kebenaran. Hal ini bisa menyebabkan kompromi terhadap dosa dan penyimpangan dari ajaran yang benar. Sebaliknya, jika kebenaran disampaikan tanpa kasih, maka itu akan menjadi alat untuk menyerang orang lain, bukan untuk membangun mereka.
Dalam konteks Efesus 4:15, Bavinck mengajarkan bahwa pertumbuhan rohani sejati terjadi ketika kebenaran dan kasih berjalan seiring. Gereja yang sehat adalah gereja yang mengajarkan doktrin yang benar, tetapi juga menghidupi kasih Kristus dalam kehidupan sehari-hari.
c. Charles H. Spurgeon: Kebenaran yang Menghidupkan, Bukan Mematikan
Charles H. Spurgeon dalam The Treasury of the New Testament berbicara tentang bahaya menyampaikan kebenaran dengan cara yang salah. Ia menyatakan:
“Kebenaran yang disampaikan dengan roh yang kasar adalah seperti pedang yang menusuk tanpa tujuan. Tetapi ketika kebenaran disampaikan dalam kasih, itu seperti obat yang menyembuhkan.”
Spurgeon menyoroti bahwa cara kita menyampaikan kebenaran sangatlah penting. Jika kita menyampaikan kebenaran dengan sikap yang sombong dan menghakimi, maka itu tidak akan membawa pertobatan, melainkan hanya menimbulkan perpecahan.
Namun, ia juga memperingatkan bahwa kasih tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk menghindari kebenaran. Ia berkata:
“Kasih yang sejati tidak akan menutupi dosa dengan kompromi, tetapi akan mengarahkan orang kepada Kristus dengan penuh kelembutan.”
Dalam konteks Efesus 4:15, Spurgeon mengajarkan bahwa pertumbuhan gereja bergantung pada bagaimana kita menggabungkan kebenaran dengan kasih dalam setiap aspek kehidupan kita.
d. Louis Berkhof: Pertumbuhan Rohani sebagai Bagian dari Pengudusan
Louis Berkhof dalam Systematic Theology menekankan bahwa pertumbuhan dalam Kristus adalah bagian dari proses pengudusan. Ia menulis:
“Orang percaya tidak dapat bertumbuh tanpa berakar dalam kebenaran Injil dan hidup dalam kasih Kristus.”
Menurut Berkhof, Efesus 4:15 berbicara tentang pengudusan progresif – proses di mana orang percaya semakin menyerupai Kristus. Pertumbuhan ini tidak bisa terjadi jika seseorang hanya memiliki kasih tanpa kebenaran, atau sebaliknya.
Berkhof juga menekankan bahwa Kristus sebagai Kepala Gereja berarti bahwa segala sesuatu dalam kehidupan gereja harus diarahkan kepada-Nya. Ini berarti bahwa setiap pengajaran, pelayanan, dan hubungan antar orang percaya harus dilakukan dengan tujuan membawa kemuliaan bagi Kristus.
3. Aplikasi Efesus 4:15 dalam Kehidupan Kristen
Dari eksposisi di atas, ada beberapa aplikasi penting dari Efesus 4:15 dalam kehidupan Kristen:
-
Berani Menyampaikan Kebenaran
Orang percaya harus berani menyatakan kebenaran firman Tuhan, bahkan ketika itu tidak populer. Namun, kebenaran harus disampaikan dengan kasih, bukan dengan sikap kasar atau menghakimi. -
Menghindari Kompromi terhadap Dosa
Kasih tidak berarti membiarkan dosa tanpa koreksi. Sebaliknya, kasih sejati akan menuntun orang kepada pertobatan dan kehidupan yang lebih dekat dengan Kristus. -
Memastikan Bahwa Segala Sesuatu Berpusat pada Kristus
Segala ajaran, pelayanan, dan kehidupan rohani kita harus diarahkan kepada Kristus sebagai Kepala. Kita bertumbuh bukan hanya untuk menjadi lebih baik, tetapi untuk semakin menyerupai Kristus. -
Menjadi Gereja yang Menyeimbangkan Kebenaran dan Kasih
Gereja harus mengajarkan doktrin yang benar tanpa mengorbankan kasih. Sebuah gereja yang hanya menekankan kebenaran bisa menjadi legalistik, sementara gereja yang hanya menekankan kasih bisa menjadi liberal dan kehilangan identitas Injili. -
Mengandalkan Roh Kudus dalam Pertumbuhan Rohani
Pertumbuhan dalam Kristus bukan hanya hasil usaha manusia, tetapi juga karya Roh Kudus dalam hidup kita. Kita harus terus berdoa dan berserah kepada Tuhan agar Ia menuntun kita dalam kebenaran dan kasih.
Kesimpulan
Efesus 4:15 mengajarkan bahwa orang percaya harus bertumbuh dalam segala hal kepada Kristus dengan mengatakan kebenaran dalam kasih. Teologi Reformed menekankan pentingnya keseimbangan antara kebenaran dan kasih, yang menjadi dasar pertumbuhan rohani sejati.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk berakar dalam firman Tuhan, menyampaikan kebenaran dengan kasih, dan hidup dalam pengudusan agar semakin menyerupai Kristus.