Baptisan Dengan Roh Kudus (Baptism With the Holy Spirit)

Pendahuluan
Istilah "baptisan dengan Roh Kudus" (baptism with the Holy Spirit) sering menimbulkan beragam interpretasi di kalangan Kristen. Dalam konteks karismatik dan pentakosta, istilah ini sering dikaitkan dengan pengalaman rohani yang dramatis, seperti berbicara dalam bahasa roh atau manifestasi karunia spiritual lainnya. Namun, dalam tradisi Reformed, konsep ini memiliki landasan biblika dan teologis yang berbeda.
Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan pandangan teologi Reformed mengenai baptisan Roh Kudus, berdasarkan tulisan-tulisan dan ajaran para teolog besar seperti John Calvin, Louis Berkhof, Martyn Lloyd-Jones, Sinclair Ferguson, dan Anthony Hoekema. Dengan memahami kerangka Reformed yang berakar kuat dalam Alkitab, kita akan melihat bahwa baptisan Roh Kudus bukanlah pengalaman pasca-keselamatan, tetapi merupakan bagian integral dari keselamatan itu sendiri.
1. Apa Itu Baptisan Roh Kudus?
Istilah ini pertama kali digunakan oleh Yohanes Pembaptis:
“Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Dia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa daripada aku… Dia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan api.” (Matius 3:11, AYT)
Di dalam Kisah Para Rasul 1:5, Yesus mengulangi pernyataan ini, merujuk pada peristiwa Pentakosta yang akan terjadi:
“...kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus tidak lama lagi.”
Dalam teologi Reformed, ini dipahami sebagai penggenapan janji Perjanjian Baru, di mana setiap orang percaya menerima Roh Kudus pada saat mereka bersatu dengan Kristus melalui iman.
2. Pandangan Teologi Reformed: Baptisan Roh Kudus Sekali untuk Selamanya
A. Baptisan Roh Kudus dan Kelahiran Baru
Menurut Louis Berkhof, baptisan Roh Kudus terjadi sekali, yaitu saat seseorang lahir baru dan percaya kepada Kristus. Ini bukan pengalaman kedua yang terpisah dari keselamatan.
“Baptisan Roh Kudus adalah bagian dari aplikasi keselamatan, terjadi bersamaan dengan pembenaran dan pengudusan awal.”
– Systematic Theology, Louis Berkhof
Hal ini sesuai dengan 1 Korintus 12:13:
“Sebab, dalam satu Roh, kita semua, baik orang Yahudi maupun orang Yunani, baik budak maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.” (AYT)
Ayat ini menunjukkan bahwa semua orang percaya — tanpa kecuali — telah dibaptis dalam Roh.
B. Pandangan John Calvin
Calvin menekankan kesatuan antara Roh Kudus dan iman kepada Kristus. Tidak ada orang percaya sejati yang belum menerima Roh Kudus.
“Tanpa Roh Kudus, kita bahkan tidak bisa mengenal Kristus. Maka mustahil ada seorang Kristen sejati yang belum dibaptis oleh Roh.”
– Institutes of the Christian Religion, Buku III
3. Perbedaan dengan Pandangan Karismatik
Pandangan karismatik umumnya memandang baptisan Roh Kudus sebagai pengalaman kedua (second blessing), yang terjadi setelah keselamatan dan disertai dengan manifestasi karunia seperti bahasa roh.
Namun, dalam kerangka Reformed, ini tidak didukung oleh keseluruhan ajaran Perjanjian Baru. Pengalaman emosional bisa valid, tetapi tidak boleh dijadikan standar atau syarat menerima Roh Kudus.
A. Martyn Lloyd-Jones: Posisi yang Menjembatani?
Meskipun berasal dari latar belakang Reformed, Martyn Lloyd-Jones memberikan nuansa unik. Ia memandang bahwa baptisan Roh Kudus dapat menjadi pengalaman yang memperdalam kesadaran akan kehadiran Allah, meskipun ia tidak menyebutnya sebagai keharusan.
“Baptisan Roh adalah realitas, tetapi tidak selalu disertai manifestasi eksternal. Ini bisa berupa keyakinan mendalam akan kasih Allah.”
– Joy Unspeakable
Namun, ia tidak menjadikan manifestasi sebagai syarat mutlak.
4. Roh Kudus dan Penyatuan dengan Kristus
Dalam pandangan Reformed, Roh Kudus adalah pribadi ketiga dari Tritunggal yang bekerja untuk mempersatukan orang percaya dengan Kristus. Baptisan Roh bukanlah karunia yang terpisah, melainkan saluran kesatuan dengan Kristus.
Menurut Sinclair Ferguson, salah satu teolog Reformed kontemporer:
“Baptisan Roh adalah momen kita disatukan ke dalam Kristus oleh Roh Kudus, dan ini terjadi sekali, bukan berulang.”
– The Holy Spirit
Ferguson menekankan bahwa kita tidak mengejar pengalaman baru, melainkan hidup dalam realitas permanen dari kesatuan dengan Kristus.
5. Peran Roh Kudus Setelah Baptisan
Meskipun baptisan Roh Kudus terjadi satu kali, pekerjaan Roh Kudus tidak berhenti di situ. Dalam tradisi Reformed, ditekankan adanya:
A. Pengisian (Filling) Roh Kudus
Efesus 5:18 menyatakan:
“...hendaklah kamu dipenuhi oleh Roh...”
Ini berarti setiap orang percaya harus terus menerus mengalami pimpinan dan kuasa Roh Kudus. Ini bukan baptisan ulang, melainkan pengisian berkelanjutan untuk hidup yang kudus.
B. Karunia dan Buah Roh
Roh Kudus memberikan karunia rohani (1 Korintus 12) untuk pelayanan dan membentuk buah Roh (Galatia 5:22-23) dalam karakter Kristen.
Reformed tidak menolak karunia Roh Kudus, tetapi menekankan bahwa semuanya harus diuji oleh Firman dan digunakan demi membangun tubuh Kristus, bukan untuk pengalaman pribadi semata.
6. Kesaksian Teolog Reformed Lainnya
A. Anthony Hoekema
Dalam Saved by Grace, Hoekema menjelaskan:
“Baptisan Roh adalah aspek objektif dari keselamatan. Semua yang percaya telah dibaptis oleh Roh, terlepas dari emosi atau manifestasi pengalaman.”
B. R.C. Sproul
Sproul menolak pembedaan tajam antara orang percaya biasa dan mereka yang telah mengalami baptisan Roh sebagai pengalaman kedua:
“Tidak ada orang percaya kelas dua. Semua yang dibenarkan telah dibaptis dalam Roh dan hidup oleh Roh.”
7. Dampak Praktis Baptisan Roh Kudus dalam Hidup Kristen
Meskipun tidak selalu spektakuler, baptisan Roh Kudus membawa realitas transformatif:
-
Identitas Baru: Kita menjadi bagian dari tubuh Kristus (1 Kor 12:13)
-
Kehadiran Allah dalam hati: Roh Kudus diam di dalam kita (Roma 8:9)
-
Kekuatan untuk melawan dosa: Roh membantu kita menanggulangi kedagingan (Gal 5:16-17)
-
Jaminan keselamatan: Roh adalah meterai dan jaminan warisan (Efesus 1:13-14)
-
Pertumbuhan dalam kekudusan: Roh mengubah kita sesuai gambar Kristus (2 Kor 3:18)
8. Tantangan dan Kesalahpahaman
A. Menyamakan Baptisan dengan Emosi
Salah satu bahaya adalah menganggap bahwa tanpa pengalaman emosional, seseorang belum dibaptis oleh Roh. Ini bertentangan dengan pengajaran Alkitab bahwa semua orang percaya sejati telah menerima Roh (Roma 8:9).
B. Memisahkan Roh Kudus dari Firman
Teologi Reformed menekankan bahwa Roh Kudus bekerja melalui Firman, bukan di luar atau terpisah dari Firman. Setiap pengalaman rohani harus diuji berdasarkan Alkitab.
Kesimpulan: Hidup oleh Roh
Baptisan Roh Kudus adalah pemberian Allah kepada setiap orang percaya, sebagai bagian dari keselamatan di dalam Kristus. Dalam teologi Reformed:
-
Baptisan Roh bukanlah pengalaman kedua yang terjadi setelah keselamatan
-
Semua orang percaya telah dibaptis oleh Roh saat mereka diselamatkan
-
Pengisian Roh adalah proses yang berlanjut sepanjang hidup Kristen
-
Tujuan utama adalah kesatuan dengan Kristus dan kekudusan hidup
Roh Kudus adalah Pribadi ilahi yang diam dalam kita, menguatkan kita, dan membentuk kita sesuai gambar Kristus. Kita tidak perlu mencari pengalaman khusus untuk “dibaptis” dalam Roh. Yang perlu kita lakukan adalah hidup oleh Roh dan dipenuhi oleh-Nya setiap hari.