Salam Penutup dan Berkat: 2 Korintus 13:13-14

Pendahuluan
Surat kedua Paulus kepada jemaat di Korintus penuh dengan pergumulan, nasihat, teguran, dan penghiburan. Di akhir surat ini, Paulus menuliskan salam penutup (salutation) dan berkat penutup (benediction) yang menjadi salah satu rumusan berkat paling terkenal di seluruh Perjanjian Baru. Ayat ini sering digunakan sebagai ucapan berkat di banyak gereja Reformed saat liturgi selesai.
Mari kita lihat teksnya berdasarkan Alkitab AYT:
2 Korintus 13:13-14 - 13 Semua orang-orang kudus mengirimkan salam untukmu.14 Anugerah Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah dan persekutuan dari Roh Kudus menyertai kamu semua.
Eksposisi ini akan membahas makna mendalam dari berkat penutup ini menurut beberapa pakar Reformed, serta aplikasinya bagi gereja masa kini.
Eksposisi Ayat per Ayat
2 Korintus 13:13: Salam dari Orang-Orang Kudus
Paulus menyebut bahwa “semua orang-orang kudus mengirimkan salam.” Siapakah mereka? Dalam konteks ini, orang-orang kudus merujuk pada saudara-saudara seiman dari jemaat-jemaat lain, khususnya dari Makedonia, yang mendukung Paulus secara moral dan spiritual.
John Calvin menekankan bahwa salam ini bukan sekadar formalitas sosial, melainkan ungkapan nyata dari kesatuan tubuh Kristus. Menurut Calvin, ketika gereja-gereja menyampaikan salam satu sama lain, itu bukan hanya sopan santun, tetapi juga perwujudan kasih dan doa bersama. Kesatuan ini mencerminkan realitas spiritual yang mendalam: gereja di mana pun terikat satu sama lain sebagai satu tubuh Kristus.
Matthew Henry menambahkan bahwa salam ini menjadi pengingat bagi jemaat Korintus akan pentingnya kerendahan hati. Jemaat yang sedang mengalami konflik internal ini diingatkan bahwa mereka bukan satu-satunya gereja yang diperhatikan Allah; ada komunitas-komunitas lain yang juga berjalan dalam iman.
2 Korintus 13:14: Berkat Trinitarian
Ayat ini dikenal sebagai salah satu pernyataan Trinitas paling eksplisit di Perjanjian Baru. Paulus menyebut tiga pribadi Allah: Yesus Kristus, Allah (Bapa), dan Roh Kudus, masing-masing dengan aspek berkat yang berbeda.
1. Anugerah Tuhan Yesus Kristus
Kata “anugerah” di sini merujuk pada keselamatan yang diberikan Yesus melalui kematian dan kebangkitan-Nya. R.C. Sproul menekankan bahwa anugerah ini adalah pusat dari iman Reformed: keselamatan adalah pemberian cuma-cuma dari Kristus, bukan hasil usaha manusia. Sproul menulis, “Tanpa anugerah, kita tidak memiliki pengharapan; hanya melalui karya Kristus kita berdiri di hadapan Allah.”
Anugerah ini mencakup pengampunan dosa, pembenaran, dan pengangkatan sebagai anak-anak Allah. Herman Bavinck, dalam Reformed Dogmatics, menekankan bahwa anugerah Kristus tidak hanya untuk keselamatan awal, tetapi juga untuk pemeliharaan dan pengudusan hidup sehari-hari.
2. Kasih Allah (Bapa)
Kasih Allah adalah sumber dari segala hal. Yohanes 3:16 menyatakan bahwa karena kasih-Nya, Allah mengutus Anak-Nya. Kasih Allah mendasari anugerah Kristus dan pekerjaan Roh Kudus.
Menurut Louis Berkhof, kasih Allah adalah kasih yang kekal, tidak bergantung pada nilai atau usaha manusia, melainkan berasal dari kehendak Allah sendiri. Berkhof menekankan bahwa Allah memilih dan mengasihi umat-Nya bukan karena kebaikan mereka, tetapi semata-mata karena kasih karunia-Nya.
3. Persekutuan Roh Kudus
Persekutuan di sini berarti hubungan yang intim dan terus-menerus antara Roh Kudus dan umat percaya. Roh Kudus bekerja untuk memelihara iman, meneguhkan hati, menghibur, mengajarkan, dan mengarahkan orang percaya.
John Owen, dalam bukunya Communion with God, menyatakan bahwa banyak orang Kristen mengabaikan hubungan pribadi mereka dengan Roh Kudus. Padahal, Roh Kudus bukan hanya kuasa impersonal, melainkan pribadi Allah yang hidup bersama dan di dalam kita. Persekutuan ini berarti berjalan sehari-hari dengan Roh Kudus, mendengarkan suara-Nya melalui Firman, dan menaati pimpinan-Nya.
Makna Teologis: Fokus Trinitas dalam Berkat
Mengapa Paulus Menyusun Berkat Ini Secara Trinitarian?
Teologi Reformed menekankan bahwa karya keselamatan adalah karya bersama dari Allah Tritunggal. Allah Bapa merencanakan keselamatan, Allah Anak melaksanakan keselamatan melalui karya penebusan, dan Allah Roh Kudus menerapkan keselamatan itu dalam hidup orang percaya.
Di sini, Paulus merangkum seluruh dimensi keselamatan itu dalam satu kalimat berkat. Anugerah (Kristus), kasih (Bapa), dan persekutuan (Roh Kudus) mencakup seluruh spektrum hidup Kristen dari awal sampai akhir.
Kasih, Anugerah, dan Persekutuan yang Tidak Terpisahkan
Reformed Theology selalu mengajarkan bahwa kita tidak bisa memisahkan satu pribadi Allah dari yang lain. Banyak kesesatan muncul karena berusaha menekankan satu pribadi di atas yang lain (misalnya, fokus berlebihan hanya pada Yesus tanpa mengakui peran Roh Kudus atau Bapa).
Herman Bavinck menulis, “Seluruh kehidupan Kristen adalah hidup di dalam dan melalui Allah Tritunggal.” Ini berarti gereja dipanggil untuk hidup dalam kesadaran penuh akan semua aspek karya Allah, bukan hanya fokus pada salah satunya.
Aplikasi bagi Gereja Masa Kini
1. Memelihara Kasih dan Kesatuan
Salam Paulus mengingatkan bahwa gereja bukan entitas yang berdiri sendiri. Gereja lokal adalah bagian dari gereja universal, tubuh Kristus di seluruh dunia. Gereja perlu saling mendukung, mendoakan, dan mengirimkan salam nyata dalam bentuk kerjasama pelayanan, bantuan, dan komunikasi.
2. Menghargai dan Memahami Berkat Liturgis
Banyak gereja mungkin menganggap ucapan berkat di akhir ibadah sebagai formalitas belaka. Padahal, ayat ini menunjukkan bahwa berkat penutup adalah bagian penting dari ibadah, mengingatkan umat akan janji-janji Allah yang menyertai mereka dalam kehidupan sehari-hari. R.C. Sproul menekankan pentingnya “memeluk janji Allah” dalam setiap aspek liturgi, termasuk saat berkat diberikan.
3. Hidup dalam Relasi dengan Tritunggal
Orang percaya dipanggil untuk mengalami bukan hanya keselamatan di masa lalu, tetapi persekutuan terus-menerus dengan Allah. Ini berarti mengandalkan anugerah Yesus setiap hari, menikmati kasih Bapa yang kekal, dan hidup dalam tuntunan Roh Kudus. Seperti dikatakan John Owen, “Persekutuan dengan Tritunggal bukanlah tugas tambahan, tetapi inti dari kehidupan Kristen.”
Kesimpulan
2 Korintus 13:13–14 bukan hanya salam penutup biasa; ini adalah ringkasan indah tentang siapa Allah dan bagaimana Dia bekerja dalam hidup umat-Nya. Eksposisi dari para teolog Reformed menunjukkan bahwa setiap kata dalam berkat ini penuh makna teologis dan praktis.
Melalui anugerah Kristus, kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus, gereja dipanggil untuk hidup sebagai komunitas yang saling mengasihi, menghargai liturgi, dan mengalami relasi yang hidup dengan Allah Tritunggal. Ini adalah panggilan bagi setiap orang percaya untuk membawa terang Injil ke dalam kehidupan sehari-hari dengan keyakinan penuh bahwa Allah sendiri menyertai mereka.