Yudas 1:3-4: Mempertahankan Iman yang Murni di Tengah Penyusupan Ajaran Sesat
.jpg)
Surat Yudas, sekalipun singkat, membawa beban teologis yang mendalam. Di dalam dua ayat penting ini (Yudas 1:3-4), penulis menyerukan perlawanan yang serius terhadap penyusupan ajaran sesat ke dalam tubuh Kristus. Ini bukan hanya himbauan moral, melainkan seruan doktrinal, spiritual, dan apologetis.
Artikel ini akan mengupas secara ekspositoris dan sistematis dua ayat ini dalam terang teologi Reformed, berdasarkan pemikiran tokoh-tokoh seperti John Calvin, Herman Bavinck, R.C. Sproul, dan Sinclair Ferguson.
1️⃣ Konteks Surat Yudas
Surat Yudas ditulis oleh Yudas, saudara dari Yakobus (dan kemungkinan besar juga saudara tiri Yesus), dengan tujuan utama: memperingatkan jemaat tentang penyusupan guru palsu. Surat ini tidak menjelaskan ajaran sesat secara detail, tetapi menekankan karakteristik moral dan spiritual mereka.
Herman Bavinck menekankan bahwa dalam zaman gereja mula-mula, ancaman paling berbahaya bukan dari luar gereja, melainkan dari dalam, ketika orang-orang tidak beriman menyusup ke dalam gereja dan membawa distorsi terhadap Injil.
2️⃣ Yudas 1:3: Berjuang untuk Iman yang Disampaikan Sekali untuk Selamanya
A. “Berjuang sungguh-sungguh” (ἐπαγωνίζεσθαι – epagonizesthai)
Kata Yunani ini berasal dari dunia atletik atau militer, yang menunjukkan perjuangan yang intens dan terus-menerus. Dalam teologi Reformed, ini selaras dengan panggilan untuk mewaspadai pengajaran yang bertentangan dengan kebenaran Firman Tuhan.
John Calvin menulis:
“Iman harus dijaga dengan ketekunan dan keberanian, sebab musuh-musuh kebenaran tidak pernah beristirahat.”
B. “Iman yang disampaikan sekali untuk selamanya”
Ini adalah deklarasi penting mengenai finalitas dan otoritas wahyu. Dalam Reformed Theology, ini terkait dengan doktrin Sola Scriptura — bahwa kebenaran iman Kristen telah diberikan sekali melalui rasul-rasul dan nabi-nabi, dan tidak bisa ditambahkan lagi oleh pengalaman baru, wahyu pribadi, atau tradisi manusia.
R.C. Sproul menegaskan:
“Jika wahyu masih dibuka, maka otoritas Firman tidak lagi mutlak. Tetapi Firman adalah sempurna dan cukup, disampaikan sekali untuk selamanya kepada orang-orang kudus.”
Ini berarti bahwa seluruh doktrin iman Kristen — siapa Allah, siapa Kristus, apa keselamatan, bagaimana hidup kudus — telah ditetapkan dan tidak boleh dikompromikan.
3️⃣ Yudas 1:4: Penyusupan Orang-Orang yang Telah Ditentukan untuk Dihukum
A. “Orang-orang tertentu telah menyusup tanpa disadari”
Kalimat ini menunjukkan bahaya infiltrasi diam-diam dalam gereja. Mereka masuk bukan sebagai lawan terang-terangan, tetapi sebagai “saudara seiman”, padahal mereka merusak dari dalam.
Sinclair Ferguson menyebut ini sebagai bentuk “anomali teologis dalam tubuh Kristus” — mereka yang secara lahiriah hadir di gereja, tetapi hati dan ajaran mereka berlawanan dengan Kristus.
B. “Sejak dahulu telah ditentukan untuk dihukum”
Ini adalah pernyataan yang sangat kuat dan terkait erat dengan doktrin predestinasi negatif — bahwa Allah dalam kedaulatan-Nya mengizinkan dan menetapkan bahwa orang-orang tertentu akan menjadi alat untuk menunjukkan keadilan-Nya.
John Calvin dalam Institutes menyatakan bahwa:
“Allah tidak hanya memilih untuk menyelamatkan sebagian, tetapi juga mengizinkan sebagian tetap dalam kebinasaan mereka untuk menunjukkan keadilan dan murka-Nya yang kudus.”
Namun penting diingat: Allah tidak “menciptakan dosa”, tetapi dalam kedaulatan-Nya, Ia mengatur segala sesuatu, termasuk kejatuhan dan penghakiman atas mereka yang menolak kebenaran.
4️⃣ Karakteristik Ajaran Sesat: Menyalahgunakan Anugerah dan Menolak Kristus
A. “Menyalahgunakan anugerah Allah untuk memuaskan nafsu”
Ini berbicara tentang antinomianisme — yaitu pandangan sesat bahwa karena kita berada di bawah kasih karunia, maka kita bebas berbuat dosa. Dalam sejarah gereja, ini muncul sebagai ajaran yang menyatakan bahwa perbuatan tidak penting karena keselamatan hanya karena iman.
R.C. Sproul sangat menentang ajaran ini, dan berkata:
“Anugerah yang sejati tidak pernah mendorong kepada kebebasan berdosa, tetapi kepada kebebasan dari dosa.”
B. “Menolak satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Kristus Yesus”
Penolakan terhadap otoritas Kristus adalah inti dari setiap ajaran sesat. Baik secara terbuka (menyangkal keilahian Kristus) maupun secara terselubung (menolak perintah-Nya, menambah atau mengurangi Injil), semuanya adalah bentuk pemberontakan terhadap Kristus sebagai Raja dan Tuhan.
Dalam Reformed Theology, Kristus adalah pusat segalanya — Tuhan atas doktrin, etika, gereja, dan kehidupan pribadi.
5️⃣ Implikasi Teologis dalam Teologi Reformed
Tema | Pandangan Reformed |
---|---|
Iman yang disampaikan | Wahyu tertutup, Sola Scriptura, doktrin historis dan apostolik |
Berjuang untuk iman | Kehidupan Kristen adalah peperangan iman (spiritual warfare) |
Anugerah dan kekudusan | Anugerah tidak lepas dari tuntutan kekudusan dan pertobatan |
Kristus sebagai Tuhan | Kristus adalah Penguasa, bukan hanya Juruselamat — ketaatan adalah wajib |
Predestinasi dan keadilan | Allah berdaulat atas keselamatan dan penghakiman, dan tetap adil dalam keduanya |
6️⃣ Aplikasi Praktis untuk Gereja Masa Kini
A. Waspada terhadap Ajaran Populer yang Tidak Alkitabiah
Banyak pengajaran modern menggunakan istilah “kasih”, “kemerdekaan”, dan “pengurapan” untuk membenarkan dosa atau menentang otoritas Alkitab. Gereja perlu menguji setiap pengajaran berdasarkan standar kebenaran yang telah disampaikan.
B. Memperlengkapi Jemaat dengan Pengajaran yang Sehat
Paulus berkata bahwa orang akan menyukai pengajaran yang “menyenangkan telinga” (2 Tim. 4:3). Gereja Reformed menekankan pentingnya katekisasi, pengajaran sistematis, dan eksposisi Alkitab agar jemaat bisa membedakan kebenaran dan kesesatan.
C. Menjaga Kekudusan di Tengah Anugerah
Pemahaman yang benar tentang anugerah harus menghasilkan kehidupan yang penuh syukur dan ketaatan, bukan kebebasan untuk hidup sembarangan.
D. Mengakui Kristus Sebagai Raja Gereja
Gereja bukan milik pendeta, denominasi, atau budaya, melainkan milik Kristus. Setiap keputusan gereja harus tunduk pada Firman Kristus.
7️⃣ Kesimpulan Eksposisi
Yudas 1:3-4 adalah seruan Reformed sejati bagi gereja sepanjang zaman:
Elemen Utama | Makna dalam Teologi Reformed |
---|---|
Iman sekali untuk selamanya | Wahyu tertutup, kebenaran objektif Alkitab |
Berjuang untuk iman | Tanggung jawab umat percaya melawan penyimpangan doktrin |
Penyusupan ajaran sesat | Gereja harus berjaga dan disiplin terhadap pengaruh internal |
Anugerah disalahgunakan | Penolakan etika Injil adalah pengkhianatan terhadap kasih karunia |
Kristus sebagai Tuhan | Otoritas mutlak Kristus dalam semua aspek hidup dan doktrin |