Hidup dalam Kasih: Roma 14:13–21

Hidup dalam Kasih: Roma 14:13–21

Pendahuluan

Gereja Perjanjian Baru tidak lepas dari perbedaan. Dari isu makanan halal-haram, hari perayaan, hingga kebiasaan kebudayaan, Paulus menjumpai keragaman yang berpotensi memecah kesatuan jemaat. Dalam Roma 14:13–21, Paulus menekankan pentingnya hidup dalam kasih dengan memperhatikan saudara yang lemah dalam iman. Bagian ini menjadi dasar penting dalam membangun etika gereja yang berpusat pada Injil dan kasih karunia.

Dalam tradisi Reformed, pengajaran ini menunjukkan bagaimana Injil tidak hanya menyelamatkan secara pribadi, tetapi membentuk komunitas yang kudus, penuh kasih, dan berpusat pada Kristus.

I. Konteks Teologis Roma 14

Surat Roma ditulis kepada jemaat yang terdiri dari orang Yahudi dan non-Yahudi. Ketegangan muncul akibat perbedaan latar budaya dan kerangka hukum: sebagian masih memegang ketat aturan makanan Yahudi, sementara yang lain merasa bebas dalam Kristus. Paulus tidak menyelesaikan isu ini dengan satu peraturan universal, tetapi dengan prinsip kasih dan tanggung jawab terhadap sesama.

Menurut Charles Hodge, pengajaran dalam pasal ini “bukan kompromi terhadap kebenaran, tetapi penyataan kasih sebagai fondasi kehidupan gerejawi.”

II. Eksposisi Ayat-Per-Ayat

Roma 14:13: Jangan Menghakimi, Tapi Jaga Saudara

“...lebih baik kamu memutuskan untuk tidak menempatkan batu sandungan...”

Paulus menggeser fokus dari menghakimi orang lain ke introspeksi diri. John Calvin menafsirkan ayat ini dengan menekankan bahwa kasih sejati adalah ketika kita lebih memikirkan kelemahan saudara daripada kebebasan pribadi kita.

Gereja Reformed mengajarkan prinsip liberty of conscience (kebebasan hati nurani) — namun kebebasan itu harus dikendalikan oleh kasih, bukan ego.

Roma 14:14: Semua Hal Suci, Kecuali Bila Dianggap Najis

“...tidak ada sesuatu pun yang najis dalam dirinya sendiri...”

Paulus menegaskan bahwa dalam terang Injil, tidak ada makanan yang haram secara moral. Namun, bila hati nurani seseorang meyakini hal itu najis, maka bagi dia itu berdosa.

Matthew Henry menyebut ini sebagai prinsip kesucian batiniah: “Apa pun yang dilakukan melawan keyakinan hati nurani adalah dosa.”

R.C. Sproul menambahkan bahwa iman yang lemah bukanlah kesalahan, tetapi kondisi yang perlu dipelihara dengan sabar dan kasih.

Roma 14:15: Jangan Membinasakan Karena Makanan

“...kamu tidak lagi hidup menurut kasih...”

Kata "membinasakan" di sini tidak merujuk pada kehilangan keselamatan secara teologis, tetapi dampak serius secara rohani dan komunitas.

John Stott berkata: “Kebebasan Kristen berhenti ketika mulai merusak kasih.”

Orang Reformed percaya pada ketekunan orang kudus (perseverance of the saints), namun juga mengakui tanggung jawab relasional dalam pertumbuhan iman orang percaya.

Roma 14:16: Jangan Kebaikanmu Difitnah

“Janganlah kebaikanmu difitnah.”

Artinya, jangan sampai kebebasan Injilmu, yang adalah hal yang baik, menjadi batu sandungan atau sumber konflik. Di sini Paulus mengingatkan bahwa kasih dan kesaksian lebih penting daripada kebebasan pribadi.

Roma 14:17: Kerajaan Allah Bukan Soal Makanan

“...melainkan kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita dalam Roh Kudus.”

Inilah inti dari kehidupan dalam Injil — bukan ritual, bukan peraturan makanan, tetapi realitas batiniah: kebenaran, damai, dan sukacita.

Herman Bavinck dalam Reformed Dogmatics menekankan bahwa kerajaan Allah adalah tatanan rohani di mana Kristus memerintah, bukan sistem lahiriah.

Roma 14:18: Pelayanan yang Berkenan di Mata Allah dan Manusia

“...ia berkenan kepada Allah dan disukai oleh manusia.”

Pelayanan yang memuliakan Allah dan membangun sesama adalah pelayanan yang seimbang antara doktrin dan kasih. Bukan hanya benar secara teologis, tetapi juga berdampak secara relasional.

Calvin menyebut ayat ini sebagai “roh dari etika Kristen” — yaitu ketika kasih Kristus tercermin dalam tindakan konkret terhadap sesama.

Roma 14:19: Kejar Hal yang Membangun

“...mengejar hal-hal yang membawa damai...”

"Peace and edification" menjadi tujuan utama. Dalam teologi Reformed, prinsip edification (pembangunan rohani) sangat penting: semua hal, termasuk kebebasan pribadi, harus mengarah kepada pembangunan tubuh Kristus.

Roma 14:20–21: Jangan Rusak Pekerjaan Allah Karena Makanan

“...baiklah kamu tidak makan daging... yang menyebabkan saudaramu jatuh.”

Kata “pekerjaan Allah” merujuk pada saudara seiman — ciptaan baru dalam Kristus. Untuk membiarkan saudara jatuh karena pilihan kita, adalah merusak karya penebusan Allah.

John Owen menegaskan bahwa kasih harus mengarahkan penggunaan kebebasan. Bahkan jika kita memiliki teologi yang benar, tanpa kasih, kita menjadi batu sandungan.

III. Tema Reformed dalam Roma 14:13–21

1. Kesatuan dalam Keanekaragaman

Gereja Reformed mengakui adanya perbedaan tingkat iman dan pemahaman. Paulus tidak menyeragamkan semuanya, tetapi mengajarkan prinsip "unity in essentials, liberty in non-essentials, charity in all things."

2. Kebebasan yang Bertanggung Jawab

Kebebasan sejati bukanlah hidup tanpa batas, tetapi kebebasan yang diarahkan oleh kasih. Ini selaras dengan doktrin Christian liberty dalam pengakuan iman Reformed (misalnya Westminster Confession 20.1–3).

3. Kehidupan yang Berpusat pada Kristus dan Sesama

Orang Reformed percaya bahwa tujuan hidup adalah memuliakan Allah dan menikmati-Nya. Ini tercermin ketika kita hidup dengan mengutamakan kasih, bukan hak pribadi.

IV. Aplikasi Praktis Bagi Gereja Masa Kini

A. Dalam Isu-Issu Abu-Abu dan Budaya

Masalah seperti pakaian, musik, pilihan politik, atau cara beribadah bisa memecah gereja. Namun Roma 14:13–21 mengajarkan bahwa yang utama bukan ritual, tetapi kasih dan pembangunan.

B. Dalam Penginjilan dan Kesaksian

Hidup yang penuh kasih menjadi kesaksian yang kuat bagi dunia. Dunia tidak perlu gereja yang keras kepala dalam hal sepele, tetapi yang teguh dalam kasih.

C. Dalam Pelayanan dan Pemuridan

Pemuridan berarti membangun yang lemah, bukan membebani atau menyombongkan kebebasan. Roma 14 mengajarkan bagaimana kita memperlakukan orang lain mencerminkan pengertian kita terhadap Injil.

V. Kesimpulan

Roma 14:13–21 bukan hanya tentang makanan dan minuman, tetapi tentang hati yang tunduk pada Kristus dan hidup dalam kasih kepada sesama. Dalam terang teologi Reformed, bagian ini mengajarkan bahwa keselamatan yang dari kasih karunia harus membuahkan kehidupan yang penuh kasih dan kerendahan hati. Kebebasan dalam Kristus tidak boleh dijadikan alasan untuk menyakiti orang lain, melainkan menjadi sarana untuk membangun dan membawa damai.

Next Post Previous Post