Yohanes 3:14 Ditinggikan Seperti Ular di Padang Gurun
.jpg)
Pendahuluan
Yohanes 3:14 berbunyi:
"Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan."
Ayat ini adalah bagian dari percakapan Yesus dengan Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi, yang tengah mencari pengertian tentang jalan menuju Kerajaan Allah. Yesus menghubungkan karya keselamatan-Nya dengan peristiwa dalam Bilangan 21:4-9, ketika Musa diperintahkan Allah untuk membuat ular tembaga dan meninggikannya, sehingga setiap orang yang memandangnya akan sembuh dari gigitan ular berbisa.
Dalam perspektif teologi Reformed, ayat ini memuat pengajaran yang kaya mengenai Kristus sebagai satu-satunya sumber keselamatan, hubungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dan panggilan untuk beriman kepada Dia yang ditinggikan di kayu salib.
I. Konteks Historis dan Alkitabiah
1. Latar belakang di Bilangan 21:4-9
Umat Israel memberontak dan bersungut-sungut terhadap Allah dan Musa. Sebagai hukuman, Allah mengirimkan ular-ular tedung yang mematikan. Namun, Allah juga menyediakan jalan keluar — Musa diperintahkan membuat ular tembaga dan menaruhnya di atas tiang. Setiap orang yang memandangnya dengan iman akan hidup.
John Calvin dalam Commentary on the Book of Numbers menjelaskan bahwa ular tembaga itu bukanlah objek penyembahan, tetapi tanda kasih karunia Allah yang menunjuk pada Kristus. Ia menulis:
"Kesembuhan mereka bukan karena kekuatan logam, melainkan karena kuasa Allah yang bekerja melalui tanda yang ditetapkan-Nya."
2. Hubungan dengan Yohanes 3
Yesus memakai peristiwa ini untuk mengajarkan kepada Nikodemus bahwa keselamatan datang melalui iman kepada Dia yang akan ditinggikan. Sama seperti orang Israel memandang ular tembaga dengan iman dan diselamatkan dari kematian jasmani, demikian pula setiap orang yang memandang Kristus yang disalibkan akan diselamatkan dari kematian rohani.
II. Makna Teologis Yohanes 3:14 Menurut Teologi Reformed
1. Kristus Harus Ditinggikan
Kata "harus" (dei dalam bahasa Yunani) menunjukkan keharusan ilahi. Keselamatan manusia memang sudah ditetapkan dalam rencana kekal Allah (Efesus 1:4-5).
R.C. Sproul dalam The Holiness of God menekankan:
"Salib bukanlah rencana cadangan Allah, melainkan pusat dari rencana kekal-Nya untuk menebus umat pilihan-Nya."
2. Salib Sebagai Pemenuhan Nubuat
Peristiwa ular tembaga adalah tipologi yang digenapi dalam Yesus Kristus. Tipologi ini menegaskan prinsip “Scripture interprets Scripture” yang dijunjung tinggi dalam hermeneutika Reformed. Ular tembaga melambangkan dosa yang telah dihakimi, dan Kristus di salib memikul kutuk dosa kita (Galatia 3:13).
3. Keselamatan Hanya oleh Iman
Dalam kedua peristiwa — di padang gurun dan di Golgota — manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Mereka hanya menatap dengan iman kepada sarana yang Allah tetapkan.
John Owen dalam The Glory of Christ menulis:
"Iman adalah memandang Kristus sebagaimana Ia dinyatakan dalam Injil, percaya kepada karya penebusan-Nya, dan menerima Dia sebagai satu-satunya sumber hidup."
III. Eksposisi Mendalam Yohanes 3:14
1. "Sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun"
-
Mengandung elemen historis (peristiwa nyata dalam sejarah Israel).
-
Memiliki dimensi tipologis (tanda yang menunjuk pada Kristus).
-
Menunjukkan kesamaan pola keselamatan: Allah menyediakan satu-satunya jalan, dan manusia dipanggil untuk berespon dalam iman.
2. "Demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan"
-
Istilah “Anak Manusia” menegaskan kemanusiaan Kristus sekaligus nubuat Mesianik (Daniel 7:13-14).
-
"Ditinggikan" mencakup tiga makna dalam Injil Yohanes:
-
Ditinggikan di kayu salib (pengorbanan).
-
Ditinggikan dalam kebangkitan (kemenangan atas maut).
-
Ditinggikan dalam kenaikan (pemuliaan di sisi Bapa).
-
3. "Harus" – Keharusan dalam Rencana Allah
-
Bukan sekadar konsekuensi, tetapi penetapan kekal.
-
Mengajarkan doktrin penebusan yang pasti (definite atonement): Kristus mati secara efektif untuk umat pilihan-Nya.
IV. Aplikasi Doktrinal
1. Kristus sebagai Satu-satunya Jalan Keselamatan
Tidak ada alternatif selain memandang kepada Dia yang ditinggikan. Dalam konteks modern, banyak orang mencoba mencari keselamatan melalui moralitas, agama, atau perbuatan baik. Namun, teologi Reformed menegaskan keselamatan hanya melalui iman kepada Kristus (Efesus 2:8-9).
2. Panggilan untuk Iman yang Murni
Ular tembaga tidak memiliki kuasa dalam dirinya; kuasa itu datang dari Allah. Demikian pula, iman bukanlah "usaha manusia" yang menghasilkan keselamatan, melainkan alat yang Allah pakai untuk menyalurkan anugerah-Nya.
3. Salib sebagai Pusat Hidup Kristen
Kristus yang ditinggikan di kayu salib menjadi pusat pemberitaan Injil. Charles Spurgeon berkata:
"Pusat teologi saya adalah salib Kristus. Saya tidak akan pernah menjauh darinya."
V. Implikasi Praktis bagi Orang Percaya
1. Mengarahkan Pandangan pada Kristus
Seperti orang Israel yang terus memandang ular tembaga untuk hidup, orang percaya harus terus memandang Kristus setiap hari — bukan hanya saat awal bertobat.
2. Mengabarkan Injil Salib
Pesan Yohanes 3:14 memanggil gereja untuk memberitakan Kristus yang ditinggikan, bukan sekadar moralitas atau motivasi hidup.
3. Hidup dalam Anugerah dan Ketaatan
Melihat salib bukanlah akhir, tetapi awal dari hidup baru yang dipenuhi rasa syukur dan ketaatan.
VI. Kesimpulan
Yohanes 3:14 adalah ayat yang sarat dengan kekayaan teologis. Dalam terang teologi Reformed, ayat ini:
-
Menunjukkan kesinambungan antara Perjanjian Lama dan Baru.
-
Mengajarkan bahwa keselamatan adalah rencana kekal Allah, yang digenapi melalui kematian Kristus.
-
Menegaskan bahwa keselamatan hanya melalui iman kepada Kristus yang ditinggikan.
Seperti orang Israel yang hidup ketika memandang ular tembaga, kita pun menerima hidup kekal ketika memandang Kristus dengan iman. Inilah Injil yang murni dan kekal — Injil yang harus terus kita wartakan.