Yesus Terangkat ke Surga: Kisah Para Rasul 1:9

Yesus Terangkat ke Surga: Kisah Para Rasul 1:9

“Dan, setelah Ia mengatakan hal-hal ini, sementara mereka memandang, Ia terangkat dan awan membawa-Nya hilang dari pandangan mereka.”Kisah Para Rasul 1:9 (AYT)

Pendahuluan

Kisah Para Rasul 1:9 mencatat salah satu momen paling monumental dalam sejarah keselamatan: kenaikan Yesus Kristus ke surga. Peristiwa ini menandai akhir dari pelayanan Yesus secara fisik di bumi dan menjadi titik awal dari pelayanan gereja yang dipimpin oleh Roh Kudus. Dalam teologi Reformed, kenaikan Kristus tidak hanya dipandang sebagai momen transisi, tetapi sebagai penggenapan penting dari karya penebusan dan pemuliaan-Nya.

Artikel ini akan membahas ayat Kisah 1:9 dalam konteks teologis dan ekspositori dengan mengacu pada pemikiran para teolog Reformed seperti John Calvin, Louis Berkhof, Herman Bavinck, R.C. Sproul, dan lainnya, serta membahas implikasinya terhadap doktrin Kristologi, gereja, dan kehidupan Kristen.

I. Teks dan Konteks Kisah Para Rasul 1:9

“Dan, setelah Ia mengatakan hal-hal ini, sementara mereka memandang, Ia terangkat dan awan membawa-Nya hilang dari pandangan mereka.”

A. Konteks Historis

Peristiwa ini terjadi empat puluh hari setelah kebangkitan Yesus (Kisah 1:3), saat Ia berbicara kepada murid-murid-Nya tentang Kerajaan Allah dan mempersiapkan mereka untuk menerima kuasa dari Roh Kudus (Kisah 1:8).

Kenaikan terjadi di Bukit Zaitun, dan menjadi peristiwa terakhir yang disaksikan para murid secara langsung sebelum peluncuran gereja Perjanjian Baru pada hari Pentakosta.

II. Eksposisi Frase demi Frase

A. “Setelah Ia mengatakan hal-hal ini…”

Yesus baru saja memberikan amanat penting, yang dikenal sebagai versi Kisah Para Rasul dari Amanat Agung: para murid akan menjadi saksi-Nya sampai ke ujung bumi (Kisah 1:8). Maka, kenaikan-Nya bukan pengunduran diri, tetapi penetapan posisi pemerintahan surgawi.

John Stott menekankan: “Kenaikan bukanlah penarikan Yesus dari dunia, melainkan kelanjutan pelayanan-Nya dari tempat yang lebih tinggi.”

B. “...Ia terangkat...”

Dalam bahasa Yunani, kata yang digunakan adalah ἐπήρθη (epērthē) — bentuk pasif yang menyiratkan bahwa Yesus diangkat oleh kuasa Allah Bapa.

Pandangan John Calvin:

“Kenaikan Yesus adalah manifestasi dari pengangkatan-Nya ke tempat yang layak bagi-Nya. Ia tidak hanya naik ke surga, tetapi Ia dimuliakan sebagai Raja segala raja.”

Calvin menolak pemahaman bahwa Yesus hanya "menghilang" atau hanya sekadar simbolik. Bagi Calvin, ini adalah kenyataan fisik dan historis yang membawa implikasi rohani besar.

C. “...dan awan membawa-Nya hilang dari pandangan mereka.”

Awan dalam Alkitab sering kali menjadi simbol hadirat Allah (lihat Keluaran 13:21; Matius 17:5). Dalam konteks ini, awan menjadi simbol kemuliaan ilahi yang menyambut Sang Anak kembali ke tahta-Nya.

Louis Berkhof:

“Awan bukan hanya penghalang visual, tetapi simbol dari Shekinah — kemuliaan Allah. Ini adalah pengakuan sorgawi atas karya Kristus yang selesai.”

Kehadiran awan ini menegaskan bahwa kenaikan Yesus bukan hanya peristiwa astronomis, tetapi teofanis — manifestasi kehadiran Allah yang aktif.

III. Makna Teologis Kenaikan Kristus Menurut Teologi Reformed

A. Kristus Ditinggikan: Pemuliaan dan Penobatan

Kenaikan merupakan bagian dari status eksaltasi Kristus, yaitu tahap di mana Ia dipermuliakan setelah sengsara dan kebangkitan-Nya.

Herman Bavinck menjelaskan:

“Kenaikan adalah puncak dari eksaltasi Kristus; Ia kembali sebagai Raja ke hadirat Bapa, menerima segala kuasa di surga dan di bumi.”

Kenaikan bukanlah akhir dari karya Kristus, tetapi permulaan dari pemerintahan-Nya sebagai Pengantara, Imam Besar, dan Raja.

B. Kenaikan dan Imamat Kristus

Kristus naik ke surga untuk menjalankan fungsi imamat-Nya di hadapan Bapa.

Louis Berkhof:

“Sebagai Imam Besar, Kristus menaikkan doa syafaat bagi umat-Nya. Kenaikan adalah pintu masuk ke dalam pelayanan surgawi-Nya.”

Lihat Ibrani 4:14–16 — Kristus menjadi Imam Besar yang memahami kelemahan kita dan menjadi perantara yang sempurna.

C. Kristus sebagai Raja dan Kepala Gereja

Kenaikan menandai awal dari pemerintahan Mesianik Kristus, di mana Ia memerintah sebagai Kepala atas gereja-Nya (Efesus 1:20-23).

R.C. Sproul:

“Kristus bukan hanya kepala rohani gereja, tetapi Raja yang mengatur semua sejarah dunia untuk kebaikan umat-Nya.”

Kenaikan bukan pengunduran diri dari dunia, tetapi pemerintahan aktif dalam dan melalui gereja.

D. Jaminan Tempat bagi Umat-Nya

Yesus sendiri berkata dalam Yohanes 14:2-3 bahwa Ia pergi untuk menyediakan tempat bagi kita. Kenaikan menjadi jaminan bahwa umat Allah juga akan bersama Dia.

John Owen:

“Kenaikan Kristus adalah jaminan bahwa kita akan ikut dimuliakan bersama Dia, karena Kepala tidak dapat terpisah dari tubuh-Nya.”

IV. Implikasi Pastoral dan Pribadi

A. Pengharapan dalam Penganiayaan

Karena Kristus telah naik dan duduk di sebelah kanan Allah, kita memiliki jaminan kemenangan atas dosa, dunia, dan maut. Gereja yang menderita dapat terus maju dengan keyakinan bahwa Kristus memerintah.

B. Hidup dalam Misi

Yesus naik ke surga setelah memberikan amanat penginjilan. Artinya, pelayanan gereja dimulai dari kenaikan itu. Kita hidup sebagai saksi Kristus, dikuatkan oleh kuasa Roh Kudus.

C. Menantikan Kedatangan-Nya

Kisah Para Rasul 1:11 menyatakan bahwa Yesus akan kembali dengan cara yang sama seperti Ia naik. Maka, kenaikan juga menjadi dasar dari pengharapan eskatologis.

V. Pandangan Beberapa Teolog Reformed tentang Kisah 1:9

1. John Calvin

“Kenaikan Kristus adalah transisi dari kerendahan ke kemuliaan. Ini bukan pelepasan dari dunia, tetapi awal dari pengaruh surgawi-Nya.”

Calvin menekankan bahwa kenaikan memberi dasar teologis bagi doa syafaat Kristus dan pengharapan kekal umat-Nya.

2. Louis Berkhof

Dalam Systematic Theology, Berkhof membagi makna kenaikan dalam tiga dimensi:

  • Historis dan literal

  • Teologis: penggenapan karya Kristus

  • Eskatologis: dasar pengharapan akan kedatangan-Nya kembali

3. R.C. Sproul

“Banyak orang Kristen hanya berhenti pada salib dan kubur kosong. Tapi tanpa kenaikan, tidak ada jaminan bahwa Kristus memerintah. Ini adalah aspek yang sering diabaikan, namun sangat vital.”

4. Sinclair Ferguson

Ferguson menekankan bahwa kenaikan menunjukkan bahwa Kristus adalah Pengantara aktif, bukan hanya pahlawan sejarah masa lalu.

VI. Kenaikan Kristus dalam Pengakuan Iman Reformed

A. Pengakuan Iman Rasuli:

“...Naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa Yang Mahakuasa...”

Ini menyatakan bahwa gereja historis sejak awal menyadari pentingnya kenaikan Kristus dalam iman Kristen.

B. Heidelberg Catechism (Pertanyaan 49):

“Apa manfaat kenaikan Kristus bagi kita?”
Jawaban: “Pertama, Ia menjadi Pembela kita di hadapan Bapa. Kedua, kita memiliki tubuh-Nya sebagai jaminan bahwa Ia akan mengangkat kita. Ketiga, Ia mencurahkan Roh Kudus-Nya kepada kita.”

VII. Kesimpulan: Kenaikan Kristus dan Hidup Kristen Masa Kini

Kisah Para Rasul 1:9 bukan hanya catatan sejarah. Ayat ini adalah fondasi doktrinal dari:

  • Imamat Kristus yang kekal

  • Pemerintahan-Nya atas gereja dan dunia

  • Pengharapan akan kedatangan-Nya kembali

  • Misi gereja sebagai saksi Kristus

Bagi teologi Reformed, kenaikan adalah bukti bahwa seluruh rencana penebusan Allah berhasil dan kini sedang dijalankan oleh Kristus yang dimuliakan.

Next Post Previous Post